Kamis, 28 Oktober 2010

Mimpi( satu dari bagian yang tak pernah usai)

aku tak tahu, menjadi apa aku sekarang, jika aku tak pernah bermimpi...

Catatan hidup,tentang 'beruntungnya' mereka yang mempunyai mimpi, dan mengejarnya hingga batas kemampuan...

Saya masih ingat betul,frase kehidupan saya sekitar sepuluh tahun yang lampau, tepat saat saya masih duduk di Sekolah Dasar SD Ta'mirul Islam Surakarta. Saya tidak bisa digolongkan sebagai anak pandai saat itu, justru saya beruntung, tidak dikatakan sebagai anak bodoh, atau setidaknya bila ada yang berkata demikian,saya tidak pernah mendengarnya.

Masa SD, seperti biasanya anak SD. saya tidak akan menjelaskan panjang lebar. karena saya yakin, kita semua sudah tahu bagaimana kelakuan umumnya anak SD.Yang mungkin berbeda dari saya adalah sedikit pengalaman saya, ikut 'ngrusuhi' berjualan batik. dari mulai sablon, 'nyanting' hingga berjualan di kota seberang, Jogja.

Bagi saya, point terakhir itulah yang paling menyenangkan.Jogja, bermain di Jogja. dan di setiap kesempatan saya ikut berjualan di Jogja, saya selalu ingin di lewatkan salah satu kampus terbesar di jogja, UGM, entah mengapa...


hingga pada suatu waktu, mobil berhenti tepat di depan gedung rektorat, " iki syad, gedung sing ra tau elek" kalimat itu, frase-frase itu melekat erat di kepala saya. Perkataan Bapak itu, saya lanjutkan dengan pertanyaan ' nek pengen mlebu UGM pie pak?, aku isoh pora?'

pertanyaan seseorang anak SD, rangking 10 besar dari bawah itu, dijawab tegas, 'InsyaAlloh isoh, pokoke sinau sing sregep'


dan, seketika itu, anak SD itu bermimpi,kuliah di UGM...

UGM...
suatu mimpi, yang mungkin tidak akan pernah terwujud...
suatu mimpi, yang mungkin hanya berbuah air mata...
suatu mimpi, yang mungkin hanya berbuah penyesalan...
suatu mimpi, yang mungkin hanya menjadi 'guyon'...
suatu mimpi, yang membawa terbang tinggi, lalu menjatuhkan...

tapi beruntung, karena saya menyakini, bahwa:

"SEJATUH-JATUHNYA PARA PENGEJAR MIMPI, KEDUDUKAN MEREKA TETAP TINGGI..."


Perjuangan di mulai...dan akhirnya,25 APRIL 2009...Mimpi itu, tercapai...

saya diterima di UGM...
Alhamdulillah...Puji syukur atas segala nikmat Alloh...

dan kini,saya tidak mau untuk tinggal diam...

kuliah di UGM adalah mimpi saya sejak saya SD..

saya tidak mau setengah-setengah kuliah di UGM...

saya harus total...harus sepenuh hati...
,,,

kini...

aku mulai merajut mimpi...

mimpi yang tak kalah besar dari mimpi-mimpi saya ketika SD...

jujur,

saya ingin tahu, seberapa dingin salju di Eropa,,





saya ingin tahu, seberapa indah musim gugur di Eropa,,

saya ingin, kuliah lagi di Eropa...

itu jadi mimpi saya...



entah akan terwujud atau tidak, saya tidak peduli...

entah bagaimana sakitnya ketika jatuh nanti, saya tidak peduli...

saya hanya akan melakukan semuanya, dengan penuh totalitas...

"saya mengejar sebuah kesempurnaan, dengan menyakini bahwa tidak ada yang sempurna"


Mimpi ini, semoga Alloh meridhoi-nya...


jika bukan Eropa, Dubai...


\(^^)/




13 komentar:

  1. seperti pertanyaan kakak saya sewaktu saya kelas 3 SD, "besok kalau kamu kuliah mau dimana sal?".
    saya balik bertanya, "yang pertaniannya bagus dimana mas?"
    dan kakak menjawab, "IPB".
    entah kenapa dari kecil mindset saya selalu tertuju ke IPB, walaupun sempat ingin juga ke UGM karena katanya universitas yang bagus, tapi ternyata hati menolak.
    dan alhamdulillah, saya bisa berkarya di ipb.
    walaupun saya anak pangan, setidaknya saya tahu sedikit tentang kedokteran, tentang biokimia, tentang bagaimana membuat obat, tentang kelautan (mengapa ikan dihalalkan dari bangkai yang lain), dan itu membuat saya bangga.
    walaupun di universitas ecek-ecek, saya pernah membawa almamater pertanian ini dan menunjukkan bahwa pertanianlah yang akan berjaya.
    let's see, beberapa tahun ke depan, akankah teknologi atau pertanian yang akan tetap survive.
    mari berkarya.
    ^_^

    BalasHapus
  2. kebutuhan akan terjaminnya stok pangan di masa depan memang menjadi salah satu topik yang banyak di bahas akhir-akhir ini, sebagai contoh Rusia yang untuk 5 tahun kedepan bakal menghentikan ekspor gandumnya ke luar negeri disebabkan hasil gandumnya kurang untuk memenuhi kebutuhan negara sendiri..bagaimana tentang alam yang sudah mulai rapuh, akan tetapi harus menyediakan bahan panganan yang mencukupi untuk manusia...
    masalah seperti ini tentu tidak akan bisa di atasi oleh anak pertanian maupun pangan sendiri..
    dunia ini tidak bisa dikotak-kotakkan...setiap kepentingan tentu akan melibatkan kepentingan yang lain..

    sebagai contoh: bisakah anda membuat roti tanpa oven?

    BalasHapus
  3. by the way, jogja sekarang bersalju

    BalasHapus
  4. pertanyaan bisakah membuat roti tanpa oven?!
    Saya jawab dengan tegas, BISA.
    kalau yang Anda maksud oven di sini adalah buatan anak teknik ,maka anak pertanian pun bisa membuatnya.
    dengan apa?
    masih ingat tumpukan batu bata konvensional yang di bawahnya diberi pemanas berupa kayu bakar atau sejenisnya?
    ya itulah yang akan dipakai.
    bukan bermaksud mengkotak-kotakkan,
    karena "terkadang" anak teknik itu hanya berpikir untuk mengembangkan dan membuat, biasanya tanpa berpikir bagaimana untuk mengembalikannya lagi.
    dan pada akhirnya, siapa yang disalahkan?
    ya, anak pertanian.
    masyarakat akan berkata, "buat apa kalian sekolah di pertanian kalau tidak bisa mengembalikan lingkungan?".
    yahh,,itulah yang kami hadapi saat ini.
    *maaf kalau malah terkesan memojokkan anak teknik, tapi saya rasa tidak semua seperti itu.

    BalasHapus
  5. sebentar,mungkin ada sedikit salah paham diantara kita..maksud saya bertanya tentang pembuatan roti itu tadi, bukan berarti menyatakan bahwa meraka bergantung oleh anak teknik yang membuat oven, tapi dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa anak teknik membantu anak pangan untuk menghasilkan makanan yang lebih baik...tentu hasil antara 2 oven itu berbeda kan...

    maksudnya mengembalikan lagi?
    ikut menjaga lingkungan gitu?
    bukankah, seorang teknik kimia pusing tujuh keliling mencari penangkap gelombang matahari untuk solar energy? memurnikan karbon aktif, tidak mudah..
    bukankah, seorang teknik mesin pusing mencari desain alat transportasi yang ramah lingkungan?
    we care...

    we have solution...

    tetapi solusi yang kami berikan mungkin masih belum cukup ekonomis, sehingga kami harus tetap bekerja...

    untuk masyarakat yang madani,

    untuk bumi yang lebih hijau,

    BalasHapus
  6. waaah, like this syad!!
    postinganmu kali ini apik beudh..hehe

    hemm,aku mbiyen pas cilik ya kerep melu bapak ng Jogja pas beliau kuliah S2.
    Nganti saiki jik ana memorine, pokokmen nek pikiranku wi sik jenenge ugm wi dalane ra aspalan, trus sik jenenge ugm wi kudu ana dalan midhuk sik ng ameh ng teknik iku lho..hehe

    Aku jik kelingan, mbiyen gaene ng sardjito nunggu bapak pas dadi resident, jebule saiki dadi kerep ng sardjito..suk insyaa Alloh koas yo ng sarjdito...rasane atiku gerimis yen kelingan iki..hehe

    pkoke tetep semangat ya!
    semangat juga untuk yang komen selain aku..he3.

    tidaklah penting dimanapun universitasnya, dan fakultasnya..
    yang terpenting adalah,
    ilmu itu membawa manfaa bagi kita dan sesama.
    that's it.
    keep moving forward, for all of you!!
    ^^

    BalasHapus
  7. aku yo kelingan pas muleh lewat kridosono diomongi,

    suk nek kuliah nang ugm mesti kerep balik numpak sepur neng lemuyangan...

    haha

    BalasHapus
  8. haha,
    ngoyak prameks ya syad..
    dan sekarang ucapan itu terbukti..
    :p

    BalasHapus
  9. semangat semangat..aja mung kuliah tok..nek kuliah tok,mengko enthuk bojo sing sak fakultas.haha

    BalasHapus
  10. good..good..good ^^b
    kejarlah mimpi itu,,ketika kita masih bisa berlari mengejarnya,,,
    jangan tunggu mimpi itu datang dengan sendirinya,,,

    semangat teman--teman!!!!!

    BalasHapus
  11. mimpi Qita sama mas,..alhamdulillah saya juga diterima,.....dan kebetulan,cita2 saya selanjutnya eropa,...ga ada yang ga mungkin,..mari kita samam2 wujudkan mimpi itu,..karena mimpi Qita sama,yaitu perjuangin mimpi qita dan mewujudkannya,hingga Qita raih,...setelah baca artikelnya saya jadi sadar kembali,kalo mimpi saya tidak kecil,seperti impian mas,...sekarang mari Qita lanjutkan melangkah buat nemuin impian Qita,..insya allah tercapai,..amin,..sukses selalu,..

    BalasHapus
  12. Alhamdulillah..

    UGM juga ni??kalau boleh tau jurusan apa ya??

    sering sharing sharing pengalaman ya

    BalasHapus