Rabu, 01 Desember 2010

Iman sebagai fungsi waktu, sesederhanakah itu?



Sebagai seorang pelajar, teknik kimia yang sedang gandrung-gandrungnya belajar Matematika Teknik Kimia 1 ( baca: pusing) , saya memberi sedikit rahasia kepada Anda yang setia membaca blog saya.hehe.

Bahwa seorang lulusan teknik kimia kelak, mampu menghitung setiap perubahan yang ada, sebagai contoh perubahan konsentrasi terhadap waktu, perubahan suhu terhadap jarak dan masih banyak lagi contohnya.Secara singkat semua yang ada di pabrik. bisa dikatakan seperti itu.

hmmm....


Saya yang mulai mempelajari hubungan perubahan terhadap waktu, 'stuck' diam, statis.

Mungkin saya terlalu sombong pada awal pembukaan tadi, mengatakan bisa mengukur berbagai perubahan terhadap waktu. padahal, tentang apa yang ada di dalam diri saya pribadi, saya tidak bisa mengukurnya.

Tahukah Anda???

Sesuatu yang saya maksud adalah kadar keimanan.

kita tidak pernah tahu bagaimana keadaan iman kita beberapa saat kedepan,

banyak diantara kita yang pada suatu waktu memiliki kadar keimanan dengan kemurnian tinggi, melebihi kemurnian larutan standar primer,selang beberapa waktu,kadar keimanan kita hilang tak berbekas.

ada juga diantara kita yang mungkin kadar keimanannya begitu rendah, lalu karena ada sebuah peristiwa, dia berubah...menjadi lebih baik, menjadi sangat murni imannya kepada Alloh...

tidak ingatkah Anda pada suatu kisah ulama bernama Fudail bin 'Iyadh???

Beliau dulunya seorang penyamun yang menghadang orang-orang di daerah antara Abu Warda dan Sirjis. Dan sebab taubat beliau adalah karena beliau pernah terpikat dengan seorang wanita, maka tatkala beliau tengah memanjat tembok guna melaksanakan hasratnya terhadap wanita tersebut, tiba-tiba saja beliau mendengar seseorang membaca ayat:

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِيْنَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُمْ لِذِكْرِ اللهِ وَماَ نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلاَ يَكُوْنُوا كَالَّذِيْنَ أُوْتُوا الْكِتاَبَ مِنْ قَبْلُ فَطاَلَ عَلَيْهِمُ اْلأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوْبُهُمْ وَكَثِيْرٌ مِنْهُمْ فاَسِقُوْنَ

“Belumkah datang waktunya bagi orang –orang yang beriman untuk tunduk hati mereka guna mengingat Allah serta tunduk kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka) dan janganlah mereka seperti orang –orang yang sebelumnya telah turun Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras, dan mayoritas mereka adalah orang-orang yang fasiq.” (Al Hadid: 16).

Maka tatkala mendengarnya beliau langsung berkata: “Tentu saja wahai Rabbku. Sungguh telah tiba saatku (untuk bertaubat).” Maka beliaupun kembali, dan pada malam itu ketika beliau tengah berlindung di balik reruntuhan bangunan, tiba-tiba saja di sana ada sekelompok orang yang sedang lewat. Sebagian mereka berkata: “Kita jalan terus,” dan sebagian yang lain berkata: “Kita jalan terus sampai pagi, karena biasanya Al-Fudhail menghadang kita di jalan ini.” Maka beliaupun berkata: “Kemudian aku merenung dan berkata: ‘Aku menjalani kemaksiatan-kemaksiatan di malam hari dan sebagian dari kaum muslimin di situ ketakutan kepadaku, dan tidaklah Allah menggiringku kepada mereka ini melainkan agar aku berhenti (dari kemaksiatan ini). Ya Allah, sungguh aku telah bertaubat kepada-Mu dan aku jadikan taubatku itu dengan tinggal di Baitul Haram’.”


belumkah Anda percaya bahwa keimanan Anda begitu labil?
jauh tidak stabil daripada unsur-unsur radioaktif yang ada...
jauh memprihatinkan daripada 'telur diatas tanduk'

oleh karena itu, berdoalah supaya Alloh menjaga iman kita,,

Do’a yang paling sering Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam panjatkan adalah,
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).

-sekian-

ayo belajar mtk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar