Jumat, 14 Januari 2011

Ketika harga lombok mengalahkan harga gorengan




Jujur, walaupun mungkin judul yang penulis tulis buat sedikit bernada bercanda, tapi disini, penulis berusaha untuk memandang kritis tentang permasalahan ' naiknya harga lombok' hingga sampai-sampai masalah lombok masuk agenda pembahasan sidang menteri indonesia.

Akhir-akhir ini, mungkin sudah sekitar 3 minggu yang lalu harga lombok sangat fantastis. harganya mencapai Rp 100.000,00 hingga Rp 150.000,00 per Kg lombok merah. tidak hanya lombok merah, lombok hijau pun begitu, harga terlalu melambung tinggi hingga sulit untuk dibeli.

penulis pun ppernha mendengar, bahwa para pedagang sayur keliling menyikapi perubahan harga lombok yang fantastis ini dengan sedikit melakukan inovasi, yakni menjual lombok per biji, 1 bijinya dihargai RP 500,00... wah kalau begini terus, bisa jadi suatu ketika Anda membeli lombok dan mendapat bonus gorengan

banyak yang mengatakan, harga lombok ini disebabkan oleh ketidak aturan musim Indonesia akhir-akhir ini yang akhirnya membuat banyak lombok-lombok petani Indonesia busuk, karena terlalu banyak diguyur hujan dan mungkin juga terlalu banyak diserang hama tanaman.

tidak hanya itu, ' kong-kalikong' para tengkulak dan para 'penguasa' pasar tradisional disinyalir juga mempengaruhi harga lombok ini. mereka para tengkulak membeli lombok petani yang belum matang benar dengan harga yang rendah, menjual dengan harga tinggi dan harga yang sudah tinggi itu di tinggikan lagi oleh para 'penguasa' pasar induk.

ya..terus saja Mereka-Mereka berpendapat seperti ini, entah itu apa penyebab naiknya harga lombok, terus saja mereka berbicara..terus..tanpa tindak lanjut yang jelas..tanpa strategi untuk mengantisipasi masalah yang sama yang mungkin akan datang beberapa bulan lagi, beberapa waktu ke depan. terus saja mereka berbicara.. kita hanya ingin, rasa rindu kita terhadap rasa pedas tidak beralih menjadi sebuah kata-kata yang pedas.

jujur, dari kejadian naiknya harga lombok ini saya memiliki beberapa persepsi

pertama
Semakin jelas terlihat ketidakmampuan Pemerintah dalam mengontrol pasar yang ada di dalam Negerinya sendiri. masih saja tengkulak-tengkulak hidup damai dengan memeras petani Indonesia tanpa ada sebuah tindak lanjut Pemerintah yang jelas. sebenarnya sudah banyak fasilitas yang dimiliki oleh pemerintah untuk mengatasi hal seperti ini, seperti sebut saja KUD. tapi entah kenapa, masih saja tengkulak berkuasa, se-enaknya saja membeli 'ijon' se-enaknya saja berkuasa 'menyakiti' petani Indonesia.

kedua
Semakin nampak ketidak aturan alam, ' kemarahan' alam yang mulai tidak bersahabat dengan manusia. musim hujan yang tidak jelas. musim kemarau yang satu tahun penuh. tidak hanya di Indonesia, di luar negeri pun seperti ini, contoh musim salju yang terlalu dingin hingga banyak pertandingan liga Inggris dibatalkan. sebenarnya, kemarahan alam ini sudah diprediksi oleh manusia, oleh para intelektual intelektual. bahkan mereka memiliki sebutan akrab bagi 'kemarahan' alam ini. GLOBAL WARMING . Saya kira, saya tidak perlu menjelaskan apa itu global warming, dan apa sebabnya di post ini ( mungkin di postingan saya yang lain saja), di postingan ini, saya hanya mau membahas tentang sikap manusia yang mulai sadar kesalahan mereka( Tobat saya, jika mereka belum lagi sadar).

Saya mulai mengenal global warming sejak saya masih berlangganan majalah bobo. sudah sejak lama. dan selama rentang waktu yang begitu lama ini, saya lihat sama sekali tidak ada perubahan sikap manusia untuk mengantisipasi masalah ini. ( atau mungkin saya yang tidak tahu). mereka masih saja kejam merusak alam, masih saja kejam merusak masa depan mereka, masa depan anak cucu mereka.
dan jika tidak ada tindak lanjut yang jelas setelah berbagai kemarahan alam ini, kita tunggu saja. alam akan merespon seperti apa.

Ketiga
Sikap yang dimiliki oleh sebagian besar bangsa Indonesia, yang terlalu banyak mengeluh dan tidak memiliki inovasi buat mengatasi apa yang mereka keluhkan. hanya berharap ada seseorang lain, mungkin malaikat penolong yang akan datang dan mengatasi semua yang mereka keluhkan.

kalau harga cabe mahal, kenapa mereka tidak mencoba menanam cabe sendiri?? toh mudah dan tidak perlu lahan yang luas. hitung-hitung mendukung program penghijauan atau program lahan kosong. yah, mungkin memang sedikit meluangkan waktu...yah mengurangi sedikit porsi sinetron atau gosip di televisi, menurut saya sudah lebih dari cukup untuk memiliki kebun kecil sendiri di rumah.



sekian post dari saya. mungkin postingan yang sudah dinanti-nanti di bulan januari, hehe..
berharap, tidak akan terjadi hal yang saya tuliskan di judul postingan ini..

hehe...


ayo terus bergerak ke arah yang lebih baik kawan,, untuk Nusa, Bangsa dan Agama...








Tidak ada komentar:

Posting Komentar