Rabu, 26 Januari 2011

Pelajaran dari 'Kahuripan'




"tidak sedikit, orang yang memiliki hati suci seputih embun. kehilangan kesempatan untuk hidup layak menikmati dunia"

Entah kenapa, setiap saya memasuki sebuah kereta dengan predikat 'ekonomi' kata-kata ini selalu saja muncul di benak saya. Salah besar jika Anda mengira kalau kereta api ekonomi adalah kereta api untuk para ' buangan'. SALAH BESAR. Justru saya lebih sering menemui orang-orang yang patut saya acungi jempol di kereta ekonomi , daripada kereta api bisnis (prameks) maupun kereta api eksekutif.
Kesempatan kali ini, merupakan kedua kali saya naik kereta ekonomi. Yang pertama kalinya adalah ketika saya pulang dari bogor, bersama kakak tingkat saya yang sekaligus menjadikan saya konsultan cinta-nya.hehe.
Malam tadi, datang kesempatan kedua saya naik kereta ekonomi. kali ini, saya naik Kereta ekonomi kahuripan, Bandung-kediri. Saya naik dari stasiun padalarang Bandung, menuju stasiun tercinta, Purwosari.

Setidaknya ada 3 yang membuat saya terkagum.

Pertama, dengan seorang adik kecil yang saya temui di lorong kereta

Ketahuilah, kalau kursi kereta ekonomi tidak se-empuk kursi kereta bisnis atau eksekutif. maka setelah kurang lebih 3 jam hanya duduk di kursi, dengan alasan " wedi bokonge roto" saya jalan-jalan ke sambungan gerbong, mau menikmati pemandangan malam yang biasanya cukup cantik dengan hiasan lampu-lampu penduduk. tapi, ketika saya sudah berada di tempat yang tepat. Ada seorang bocah cilik, seorang anak perempuan yang juga sedang 'menikmati' sambungan kereta ekonomi dengan seorang ayahnya. Seperti orang sunda biasanya, unyu-unyu.hehe. dan saya perhatikan, tidak ada sedikit pun ekspresi dari adik perempuan tadi yang menggambarkan keinginan untuk mendapatkan lebih. maksud saya, mengutuk keadaan dimana dia harus berada di kereta ekonomi.

Disini saya belajar tentang ikhlas. Tentang keadaan untuk rela menerima apa adanya setelah dengan kita berusaha. Kita yang sudah di beri ini itu terkadang lupa, dan justru menuntut yang lain, yang lebih lebih dan lebih lagi sehingga lupa dengan apa yang sudah kita miliki. adik perempuan berkerudung merah muda tadi, setidaknya sudah memberikan kuliah praktek singkat tentang ikhlas. bukan hanya bualan belaka yang Beliau ajarkan, namun langsung praktek.

Kedua, dua orang asal gresik penunggu 12 a dan 12 b
Perkenalan singkat kami, di awali dari hobi yang sama. yakni ngopi.hehe. saya hitung-hitung, Beliau beli 3 kali. yang terakhir kali saya tumpahkan.hehe.
Sepanjang perjalanan, kami mempraktekan bahasa sunda bahasa madiun bahasa gresik dan lain-lain. Beliau sepertinya seorang pelancong yang jauh lebih profesional daripada saya dan satu teman saya asal jogja ini.hehe.

Beliau-Beliau mengajarkan kepada saya tentang kesederhanaan. Saya tau kalau mereka orang berpunya, tapi dengan mengedepankan rasa prihatin. mereka naik kereta ekonomi ini. Kami memiliki tujuan yang sama dalam menaiki kereta eonomi ini, yakni mengasah keprihatinan yang semakin terkikis.hehe


ketiga, Pedagang asongan keliling
Ini bukan kereta biasa, ini pasar sehari semalam. apa-apa ada. lengkap. mulai alat tulis, buku resep makanan, sampai alat pijat. komplit. semua terjangkau. dan yang membuat saya terkagum-kagum sama penjual asongan di kereta ini adalah totalitas mereka dalam berusaha. sedikit keisengan saya, saya menghitung waktu yang diperlukan oleh penjual nasi ayam dari bolak balik gerbong saya. setidaknya untuk bolak balik kereta dari gerbong 7 sampai gerbong 1 Beliau butuh menghabiskan 15 menit. dengan begitu, praktis selama perjalanan hampir 5 jam, Beliau putar puter sebanyak 20 kali,( panjang kereta ini sekitar 130 m) . menawarkan nasi hangat dan ayam goreng seharga 5000 Rupiah.
Disini, saya belajar tentang totalitas. tentang sebuah perjuangan yang tidak boleh setengah setengah. tentang perjuangan yang tanpa lelah...


- Beruntung malam itu saya tidak jadi memilih lodaya malam untuk menghantarkan saya pulang ke Solo. Di kereta ekonomi ini, saya banyak belajar dari orang-orang yang mungkin tidak pernah saya temui di kereta dengan ' predikat ' yang lebih tinggi-




10 komentar:

  1. sama, saya juga memiliki "hobi" yg mirip dg Anda. Ketika saya bepergian ke luar kota jika tidak terburu2 saya menyempatkan diri untuk menggunakan layanan kereta kelas ekonomi (bahasa saya kelas kambing). tujuan saya juga sama, yakni ingin melihat sisi lain dari kehidupan. dan juga mengingat masa lalu. dahulu ketika saya bepergian, pasti naik angkutan kelas ekonomi.

    BalasHapus
  2. aku kapan2 pingin nyoba ah..

    ;)

    BalasHapus
  3. Kesempatan kali ini, merupakan kedua kali saya naik kereta ekonomi. Yang pertama kalinya adalah ketika saya pulang dari bogor, bersama kakak tingkat saya yang sekaligus menjadikan saya konsultan cinta-nya.hehe
    apakah???!!!
    semena-mena.
    --"

    baru dua kali ya mas bro?
    kalau saya udah ke (yi, er, san, je, liu), lali wiz ping piro.
    hehe..
    bagiku, naik kereta ekonomi itu "asik".
    kita dapat bertemu orang-orang yang tak terduga soalnya, dan belajar banyak dari "kehidupan satu malam" itu.
    kereta ekonomi T-O-P-B-G-T dahh...

    BalasHapus
  4. weee, arsyad kalah..
    kalo aku sudah 3 kali lho.. :p

    sekali naik matarmaja, dua kali naik gaya baru..
    banyak pelajaran, bertemu orang baru, luar biasa..
    untuk segala sesuatu, coba maknai lebih dalam.. :)

    BalasHapus
  5. admin: iya mas admin. moga bisa meneruskan hobi ini untuk kedepannya.hehe.dan juga tujuannya tercapai

    mbak acha: wah..belum pernah to??wah gag punya pasion Anda..wkwkw

    Mas ichal : haha. iya.lagi ping 2 iki. dulu belum pernah.hehe.

    mbak enni: wah...wani koe en??hehe

    BalasHapus
  6. Menggunakan fasilitas kereta ekonomi juga dapat melatih kesabaran. Kereta ekonomi khan kereta kelas tiga, setelah eksekutif, dan bisnis. Sehingga selalu mengalah jika papasan dengan kereta yang "pangkatnya" diatasnya. Nah, nunggunya itu bisa sampai satu jam lebih. Kalau begitu caranya, lama2 jadi gemes juga. Keretanya koq g jalan2..
    Ada beberapa hal yang saya kurang dapat beradaptasi dengan angkutan ekonomi, antara lain jika terdapat perokok selama perjalanan. Bagi orang yang tidak kuat dengan asap rokok, hal ini bisa menjadi "siksaan" selama perjalanan. Pencopet juga kerap mengincar pengguna fasilitas angkutan "rakyat" ini. Boro2 mau murah, eh bisa jadi harus membayar lebih mahal karena kehilangan.

    BalasHapus
  7. lha kapan je aku lungo2?
    --"

    heumm,kan kalo bepergiannya akhwat harus ada mahromnya syad..opo meneh yen adoh.
    sementara ini cukup naik prameks dulu saja..kalo dihitung, baru tiga kereta yang pernah aku naiki.
    prameks yang setia mengantarku solo-jogja..
    argo (apa ya lali) dan lodaya waktu lomba sma di surabaya.

    seasyik itukah naik ekonomi?
    *mupeng*

    BalasHapus
  8. admin: iya..bener juga.. setiap kali berhenti menunggu kereta api bisnis maupun eksekutif saya sering mengatakan kalau ini keretanya orang sabar.hehe.
    iya..banyak sekali orang yang merokok, saya termasuk orang yang tidak tahan sama asap rokok, jadi waktu di kereta pakai masker dari handuk gitu.hehe..kalau copet, sempet takut juga, karena kebetulan waktu itu bawa kamera yang punya harga.hehe.tapi Alhamdulillah gag ada apa-apa..

    Nafsa: komentar dari admin bisa menjadi pertimbangan...

    Ira: kui tergantung, enthuk jackpot opo ora.hehe

    BalasHapus