Minggu, 13 Februari 2011

Epilog tentang perjuangan meraih mimpi

ini hanya sebuah oase, untuk mereka yang merasa gagal atas tidak tercapainya mimpi, harapan dan cita.


Mimpi merupakan sesuatu yang mutlak untuk dimiliki oleh seseorang yang ingin memiliki masa depan yang baik. Sudah selayaknya kita memperjuangkan mimpi dengan segala upaya berwujud usaha dan doa yang tidak setengah-setengah. Namun, tidak bisa kita pungkiri bahwa setelah dengan usaha dan doa yang kita lakukan dengan sungguh-sungguh itu, kadang kala ada mimpi yang tidak bisa kita wujudkan. Bagi sebagian besar orang, hal ini akan menjadi sebuah titik akhir dari perjuangan dalam meraih mimpi. Seandainya mereka mau membuka mata, memandang keadaan ini lebih bijaksana, maka sungguh mereka akan sadar bahwa kesempatan dalam meraih mimpi yang mereka inginkan masih terbuka lebar.

Sebuah kisah inspiratif untuk Anda supaya tidak pernah berhenti untuk memperjuangkan mimpi Anda.

Singkat cerita, ada seorang pelukis jalanan yang memiliki mimpi untuk menjadi seorang pelukis terkenal. Untuk mewujudkan mimpi-nya, dia telah membuat puluhan lukisan yang enak dipandang mata. Takdir berpihak kepadanya, beberapa minggu lagi diadakan sebuah lomba lukisan oleh pemerintah kota setempat. Dengan semangat mengebu-ngebu, dia segera memilih lukisan terbaik yang pernah ia lukis. Untuk mewujudkan mimpi-nya, pelukis jalanan itu rela kesana kemari meminjam uang untuk biaya pendaftaran lukisan yang akan dia ikutkan dalam pameran tersebut. Hari ini hari terakhir pendaftaran, dan tepat pada hari ini pula dia memiliki cukup uang untuk mendaftarkan lukisan terbaik yang pernah ia buat. Dengan sepeda reyot yang ia miliki, ia ikat kencang lukisan mahakaryanya, dengan penuh harapan akan tercapainya mimpi dan cita-cita ia kayuh sepeda reyot itu dengan penuh berpeluh keringat. Namun malang tak bisa dihindari. Tuhan berkehendak lain. Dengan sebuah kaleng usang yang dibuang tidak pada tempatnya,Tuhan menjatuhkan sepeda beserta semua mimpi yang dimiliki oleh pelukis jalanan tadi. Lukisan mahakaryanya robek. Tidak hanya sakit karena jatuh dari sepeda yang membuat pelukis jalanan itu tidak sangup berdiri. namun, jatuh dari harapan yang sudah begitu tinggi yang begitu menyakitkan dan menghancurkannya. Air mata sembab sempurna membasahi kedua matanya. Perlahan ia mulai menepi, bersandar pada jembatan di tepi jalan itu sambil 'menikmati' rasanya jatuh dari harapan yang sudah begitu tinggi. Sambil merenung, ia melihat seekor semut yang berjuang membawa sepotong roti yang lebih besar dari tubuhnya, semut itu berjalan menaiki tembok jembatan yang tidak bisa dikatakan pendek. Tidak lama setelah ia mengamati semut tadi, semut itu tadi terjatuh setelah ia berada pada seperempat ketinggian tembok jembatan itu. "Menyerah saja, kau tidak ditakdirkan sukses melakukan itu" ucap pedas pelukis dalam hati, sambil ia kembali menatap kosong jalan di depannya. Bosan dengan pemandangan kendaraan yang berlalu lalang, ia mencoba kembali mencari semut tadi. Surprise.. kini semut itu sudah berada di tigaperempat ketinggian tembok jembatan itu. Tidak mau melihat kesuksesan si semut, pelukis jalanan ini sengaja menjatuhkan semut tadi.JAHAT. Diam, ia memperhatikan semut itu yang ternyata masih mencoba untuk menaiki tembok jembatan itu. Melihat itu, dia terhenyak betapa ia merasa sangat dipermalukan oleh semut itu dalam usaha mewujudkan mimpi. Dengan segera ia membantu semut itu untuk mencapai puncak paling atas dari tembok jembatan itu. Ia mendapatkan pelajaran yang sangat berarti dari pengalaman tadi. Betapa seseorang harus berjuang pantang menyerah dalam mewujudkan mimipi-mimpi dan harapan-harapan yang dimiliki. Apabila satu usaha gagal, berarti masih ada banyak usaha lain yang akan membawa kepada kesuksesan. Pelukis jalanan itu kembali ke rumahnya dengan semangat baru untuk membuat lukisan yang lebih indah dari lukisan sebelumnya.

“ hey semut, dimana Engkau??”



Sebuah kisah sebagai media perenungan bagi kita yang sedang berusaha mewujudkan mimpi harapan dan cita. Sudah seberapa besar usaha yang telah kita lakukan untuk mewujudkannya? Sudah pantaskah dengan usaha tersebut Tuhan menjadikan mimpi Anda menjadi kenyataan. Jika kali ini Anda masih gagal, Tuhan bukannya bermaksud menjauhkan diri Anda dari mimpi harapan dan cita yang sudah Anda rangkai sempurna untuk kehidupan Anda. Namun, Tuhan menyiapkan diri Anda untuk siap menerima mimpi Anda.

Teruslah berjuang untuk meraih mimpi Anda. Berjuanglah dengan sepenuh hati. Pastikan, mimpi yang Anda miliki bukan hanya sekedar bualan Anda. Anda harus mewujudkannya. Usaha, Doa dan Tawakkal adalah resep sempurna untuk meraih mimpi Anda. Dan jangan lupa untuk selalu berpikiran positif, bahwa “ Tuhan tidak memberi apa yang kita inginkan, tetapi Tuhan memberi apa yang kita butuhkan.

Sebuah kata mutiara dari Thomas Alfa Edition, yang saya dapat dari kantor ECC UGM di KPFT UGM

I have not failed. I’ve just found 10,000 ways that won’t work”



Semoga tulisan ini menginspirasi banyak orang, terutama penulis sendiri yang mimpi, harapan dan cita-nya seakan pergi menjauh di semester tiga lalu.

sumber gambar:

http://sagasu.wordpress.com/2009/06/09/pelangi-ramadhan-berbekal/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar