Bingung membuat artikel tentang biofuel di Indonesia, saya tersesat pada jurnal-jurnal yang beberapa bahasanya benar-benar tidak saya mengerti(hehe). dan salah satu yang membuat saya tertarik adalah ditemukannya enzym baru, yang memiliki fungsi yang hampir sama dengan harga yang jauh lebih murah.
Sejauh ini, perkembangan biofuel di dunia, khususnya di Indonesia mengalami berbagai kendala, adapun kendala yang paling besar adalah masalah efektifitas. sebagai contoh, dari 50 kilogram ubikayu, setelah proses fermentasi biasanya hanya akan dihasilkan beberapa liter bioethanol, 5-20 liter.
Hal ini tentu menjadi suatu masalah yang cukup menganggu. efektifitas yang masih relatif rendah membuat banyak orang berpikir ulang untuk membuat biofuel, atau sebagainya dari barang-barang yang mmasih bisa didayagunakan.
" lebih baik langsung dimakan saja, toh juga masih ada bensin"
Selain hal di atas, masih ada beberapa masalah yang menghambat perkembangan biofuel di dunia, salah satunya adalah mahalnya harga enzym yang diperlukan sebagai bahan pembantu mikroba/ bakteri untuk melakukan fermentasi. hal ini semakin membuat banyak orang berpikir ulang untuk membuat dan menggunakan biofuel.
Berbagai masalah seakan tidak pernah usai menemani perkembangan biofuel, tapi senada dengan itu, profesor-profesor, dan banyak civitas akademika mencoba mencari jalan keluar, merekayasa proses, merekayasa enzym, semua dilakukan hanya untuk satu tujuan, yakni mengganti fossil fuel menjadi biofuel yang jauh lebih ramah lingkungan.
Salah satu dari mereka yang peduli terhadap perkembangan adalah saya, hahaha...ngaco!!!hehe..tapi bener saya peduli, tapi belum ada karya nyatanya hehe..
Salah satu dari mereka adalah Novozymes dan Danisco.Mereka menemukan sebuah enzym baru, yang katanya lebih efisien dalam membantu proses fermentasi dan juga memiliki harga yang lebih murah.sehingga tentu saja, dengan enzym yang telah mereka temukan, dapat membantu perkembangan biofuel di dunia ini...
*postingan tentang enzym itu, menyusul ya...
LET'SGO GREEN
harus bada kebijakan dari pemerintah untuk keberpihakan pada lingkungan misalnya subsdi bensin dihilangkan dipakai buat subsidi pembuatan bio solal dengan harga enzim yang murah
BalasHapussejauh ini peran pemerintah dalam pengembangan bio energi di indonesia memang masih dinilai rendah, karena mungkin masih banyaknya permasalahan yang dianggap lebih penting daripada hal ini. Untuk kebijaksanaan yang seperti itu, tentu merubah banyak sekali nasib rakyat indonesia...Menurut saya, pemerintah cukup memberi sedikit tambahan dana untuk keperluan penelitian-penelitian mengenai bio energi, karena Indonesia memiliki potensi yang luar biasa di hal ini
BalasHapus