Mungkin banyak orang yang sudah tau mengenai cara pembuatan biodiesel dari minyak sawit, karena memang ini bukan merupakan suatu perkara yang sulit. Tetapi, perkembangan energi terbarukan ini, (baca biodiesel) mengalami sedikit hambatan, karena dalam proses pembuatan biodiesel didapatkan hasil samping berupa gliserol sekitar 10-20%.
Nah, di PKM kali ini, tim kami melakukan penelitian terhadap gliserolnya, apakah gliserol yang merupakan hasil samping pembuatan biodiesel dapat dimanfaatkan sebagai sesuatu yang memiliki nilai jual.
Dalam penelitian ini, ada 3 proses tahapan percobaan.
Proses pertama:
Isolasi Biodiesel-Gliserol dari Minyak Kelapa Sawit
Nah, di PKM kali ini, tim kami melakukan penelitian terhadap gliserolnya, apakah gliserol yang merupakan hasil samping pembuatan biodiesel dapat dimanfaatkan sebagai sesuatu yang memiliki nilai jual.
Dalam penelitian ini, ada 3 proses tahapan percobaan.
Proses pertama:
Isolasi Biodiesel-Gliserol dari Minyak Kelapa Sawit
DI tahap pertama ini, kami akan memproses minyak kelapa sawit menjadi biodiesel dan gliserol, serta kemudian akan memisahkan antara biodiesel dan gliserol melalui distilasi dan melakukan uji sampel gliserol memakai IR dan GC-MS
Menggunakan minyak goreng dengan merk "b*m*l*" kami ambil sebanyak kurang lebih 120 ml, lalu minyak goreng itu kami panaskan sampai suhu 110 C selama 30 menit dengan tujuan untuk menguapkan air yang dikandung minyak goreng.
Selagi menunggu waktu 30 menit tadi, kami menimbang KOH sebanyak 1 gram yang akan dilarutkan di methanol sebanyak 29,2 ml.
Selagi menunggu waktu 30 menit tadi, kami menimbang KOH sebanyak 1 gram yang akan dilarutkan di methanol sebanyak 29,2 ml.
Setelah 30 menit, dan minyak goreng terbebas dari air, kami ambil sebanyak 100 ml minyak goreng tersebut dan mencampurkannya dengan KOH dan methanol tadi.
rancangan alat sudah jadi, bahan kami panaskan pada suhu 70 C selama 2 jam di labu leher tiga tadi, lengkap dengan magnetic stirrer dan juga pendingin balik.
setelah 2 jam, bahan-bahan kami tuang di labu pemisah, dan terbentuklah dua fase, fase atas biodiesel dan fase bawah gliserol. kami ambil gliserol yang telah terbentuk, tetapi karena pasti ada sebagian biodiesel yang terbawa, kami murnikan lagi gliserol itu dengan distilasi sederhana.
Terpisahkanlah gliserol dari biodiesel, dan siap untuk di cek sampel.
Di percobaan tahap dua, kami membutuhkan gliserol dengan jumlah yang cukup banyak yang mana belum dapat dipenuhi dari tahap satu, oleh karena itu kami melakukan kembali tahap satu di keesokan hari.
Tahap satu tinggal cek gliserol dengan alat-alat yang sudah tersedia di lab, sekarang kami akan fokus ke tahap dua. apakah tahap dua itu??
nantikan di postingan selanjutnya
setelah 2 jam, bahan-bahan kami tuang di labu pemisah, dan terbentuklah dua fase, fase atas biodiesel dan fase bawah gliserol. kami ambil gliserol yang telah terbentuk, tetapi karena pasti ada sebagian biodiesel yang terbawa, kami murnikan lagi gliserol itu dengan distilasi sederhana.
Terpisahkanlah gliserol dari biodiesel, dan siap untuk di cek sampel.
Di percobaan tahap dua, kami membutuhkan gliserol dengan jumlah yang cukup banyak yang mana belum dapat dipenuhi dari tahap satu, oleh karena itu kami melakukan kembali tahap satu di keesokan hari.
Tahap satu tinggal cek gliserol dengan alat-alat yang sudah tersedia di lab, sekarang kami akan fokus ke tahap dua. apakah tahap dua itu??
nantikan di postingan selanjutnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar